perbedaan drop ceiling dan up ceiling

Apa Bedanya Drop Ceiling dan Up Ceiling? Ini Jenis-Jenisnya!

Ketika Anda memasuki sebuah ruangan, mungkin saja Anda tidak terlalu memperhatikan plafon. Namun, plafon sebenarnya adalah salah satu elemen penting dalam desain interior yang dapat memengaruhi tampilan dan fungsi ruangan secara signifikan.

Drop ceiling dan up ceiling kerap menjadi pilihan yang membingungkan ketika memilih jenis plafon yang akan dipergunakan pada hunian maupun bangunan.

Untuk mengetahui hal tersebut, supaya enggak salah pilih, perlu diketahui terlebih dahulu tentang perbedaan antara up ceiling dan drop ceiling.

Penasaran? Simak ulasannya dibawah ini:

Mengenal drop ceiling

apa itu drop ceiling?

Drop ceiling, juga dikenal sebagai suspended ceiling atau false ceiling, adalah metode yang umum digunakan untuk menyembunyikan struktur atap dan sistem utilitas di atasnya.

Ini adalah sistem plafon tambahan yang terdiri dari panel berukuran standar yang terbuat dari berbagai bahan seperti gypsum, kayu, atau logam. Panel ini dipasang pada rangka yang digantungkan dari atap atau struktur di atasnya dengan kawat atau kabel.

Keuntungan drop ceiling

  1. Penyembunyian Struktur: Drop ceiling adalah cara yang efektif untuk menyembunyikan struktur atap yang tidak estetis atau sistem utilitas seperti pipa, kabel listrik, dan saluran udara. Ini memberikan tampilan yang bersih dan rapi di ruangan.
  2. Isolasi Termal dan Akustik: Dengan menambahkan lapisan isolasi di atas panel drop ceiling, Anda dapat meningkatkan isolasi termal dan akustik di dalam ruangan. Ini membantu menjaga suhu yang nyaman dan mengurangi kebisingan.
  3. Fleksibilitas Desain: Anda dapat memilih berbagai jenis panel dan finishing yang sesuai dengan gaya dan kebutuhan desain interior Anda. Ini memberikan fleksibilitas dalam menciptakan tampilan yang diinginkan.

Kerugian drop ceiling

  1. Ketinggian Ruangan Berkurang: Salah satu kelemahan utama drop ceiling adalah bahwa itu dapat mengurangi ketinggian ruangan. Ini dapat membuat ruangan terasa lebih kecil dan kurang terbuka.
  2. Biaya Pemasangan: Pemasangan sistem drop ceiling memerlukan tenaga kerja ahli dan dapat memakan waktu. Ini juga melibatkan biaya tambahan untuk bahan dan pekerjaan pemasangan.
  3. Perawatan: Panel drop ceiling memerlukan perawatan berkala seperti pembersihan dan perbaikan jika terjadi kerusakan. Hal ini dapat menjadi pekerjaan yang cukup rumit tergantung pada jenis panel yang Anda pilih.

Baca juga: Dinding kayu vs dinding PVC

Mengenal up ceiling

apa itu up ceiling?

Up ceiling, yang juga dikenal sebagai open ceiling atau exposed ceiling, adalah konsep yang berlawanan dengan drop ceiling. Dalam up ceiling, struktur atap dan sistem utilitas di atasnya tidak disembunyikan. Sebaliknya, mereka dibiarkan terbuka dan terlihat dalam desain interior.

Kelebihan up ceiling

  1. Estetika Industrial: Up ceiling memberikan tampilan industrial yang unik dan keren. Ini sering digunakan dalam desain interior yang lebih modern dan kontemporer.
  2. Ketinggian Ruangan Lebih Tinggi: Karena tidak ada plafon tambahan yang mengurangi ketinggian ruangan, up ceiling dapat membuat ruangan terasa lebih luas dan terbuka.
  3. Akses Mudah: Struktur atap dan sistem utilitas yang terbuka memudahkan akses untuk perbaikan dan pemeliharaan. Anda dapat dengan mudah mengganti lampu atau melakukan perbaikan tanpa harus merusak plafon.

Kekurangan up ceiling

  1. Tidak Cocok untuk Semua Gaya: Gaya up ceiling lebih cocok untuk desain interior modern dan industrial. Ini mungkin tidak sesuai dengan desain klasik atau tradisional.
  2. Potensi Keberisikan: Struktur terbuka dapat menciptakan kebisingan yang lebih tinggi karena suara dapat terpantul di permukaan keras. Ini mungkin memerlukan tindakan tambahan untuk mengurangi kebisingan.
  3. Tampilan Tidak Rapi: Jika tidak dirancang dengan baik, up ceiling dapat memberikan tampilan yang kurang rapi dan berantakan. Oleh karena itu, perlu perencanaan yang cermat untuk mencapai estetika yang diinginkan.

Kapan menggunakan drop ceiling atau up ceiling?

drop ceiling vs up ceiling

Keputusan antara menggunakan drop ceiling atau up ceiling tergantung pada berbagai faktor, termasuk gaya desain, tujuan ruangan, dan preferensi pribadi.

Berikut beberapa panduan umum:

  1. Drop Ceiling: Pilih drop ceiling jika Anda ingin menyembunyikan struktur atap yang tidak estetis, memerlukan isolasi tambahan, atau ingin menciptakan tampilan yang lebih tradisional dan rapi.
  2. Up Ceiling: Pilih up ceiling jika Anda menginginkan tampilan industrial yang unik, ingin memaksimalkan ketinggian ruangan, atau mencari desain interior yang lebih modern dan kontemporer.

Baca juga: 7 Model plafon rumah sederhana yang wajib dicoba!

Jenis plafon terbaik untuk drop ceiling dan up ceiling

jenis plafon terbaik untuk drop ceiling

Terdapat beberapa jenis plafon yang tersedia dipasaran dan cocok diaplikasikan sebagai up ceiling maupun drop ceiling pada desain rumah minimalis modern.

Diantaranya:

1. Gypsum plafon

Plafon gypsum adalah salah satu pilihan paling umum untuk drop ceiling. Mereka memiliki permukaan yang rata dan halus, sehingga menciptakan tampilan yang bersih dan rapi. Gypsum juga mudah dicat dan dapat dihias sesuai dengan preferensi desain Anda.

Baca juga: Perbandingan plafon gypsum vs plafon PVC

2. Plafon logam

Plafon logam, seperti aluminium atau baja, cocok untuk proyek drop ceiling dengan nuansa industri atau kontemporer. Mereka tahan terhadap kelembapan, tahan lama, dan memberikan tampilan yang modern dan bersih.

3. PVC plafon

Plafon PVC adalah pilihan yang bagus jika Anda mencari plafon yang tahan terhadap kelembapan, seperti yang sering ditemukan di kamar mandi atau ruangan dengan tingkat kelembapan tinggi lainnya. Mereka juga mudah dipasang dan memiliki berbagai pilihan desain.

4. Plafon Kayu lambersering

Untuk proyek yang ingin menciptakan tampilan yang hangat dan alami, plafon kayu adalah pilihan yang baik. Mereka memberikan nuansa rustik atau klasik yang elegan, tetapi perlu diingat bahwa kayu memerlukan perawatan yang lebih intensif.

Artikel terkait: Harga Plafon Kayu Lambersering

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top